Peneliti LIPI Ungkap Tingkat Penularan Varian Delta Covid-19 Lebih Berbahaya

FAZ • Friday, 25 Jun 2021 - 16:04 WIB

Jakarta - Seperti sudah diumumkan pada tanggal (20/6) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes),  Varian Delta Covid-19 terbaru sudah teridentifikasi di sekitar 9 Provinsi di Indonesia.

“Beberapa provinsi angkanya masih rendah, namun menurut kami ketika ada satu varian delta disitu, tingkat transmisi tinggi dan penularanya lebih dari satu, artinya satu orang bisa menularkan lebih dari dua orang. Kemungkinan sudah lebih banyak varian delta di tempat-tempat yang masih sedikit tersebut namun karena keterbatasan kita untuk mengidentifikasi varian-varian SARS-CoV-2 ini, sehingga angka yang didapatkan masih relatif lebih sedikit. Secara realita kemungkinan lebih dari itu karena memang sudah terjadi lonjakan kasus dimana-mana,” ungkap Sugiyono Saputra, Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI/Peneliti Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada acara Trijaya Topik Petang dengan Tema: “  Waspada Varian Delta Covid-19 Disiplin Prokes 3M”, pada Kamis (24/6).

Dirinya mengatakan, mengapa WHO mengklasifikasikan varian delta ini sebagai variant of concern disebabkan salah satunya sudah terbukti bahwa varian tingkat penularan lebih tinggi dibandingkan dengan variant of concern yang lain seperti varian alfa.

“Bahkan ada publikasi menyatakan mencapai 1,2 kali lipat lebih menular dibandingkan dengan varian alfa. Sebuah studi menyatakan bahwa varian ini memang berkorelasi dengan peningkatan pasien yang berada di ICU, pasien memiliki gejala klinis yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya. Cukup menarik juga berpotensi menurunkan keefektifan dari terapi ataupun vaksinasi terutama yang baru divaksin parsial,” tutur Sugiyono.

Sugiyono menjelaskan terkait pertanyaan mengapa banyak balita dan anak-anak yang terpapar Covid-19 terkait dengan varian delta.  Menurutnya belum bisa dikatakan ada tidaknya korelasi secara langsung.

“Tetapi kalau kita melihat data di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) (database untuk penyimpanan data genom dari SARS-CoV-2), kita lihat dari Indonesia, persentase penderita yang di bawah 15 tahun untuk varian deltanya sekitar 5 %, tidak lebih tinggi dibandingkan dengan varial lokal lain seperti varian B.1.466.2 yaitu sekitar 6%. Jadi belum bisa dikatakan demikian apakah sangat berkorelasi pada kasus anak-anak. Menurut beberapa ahli juga menyatakan bahwa memang karena virusnya itu sendiri yang tingkat  transmisinya tinggi tidak hanya menyerang dewasa bisa juga anak-anak dan segala usia jika kita lihat data dari (JSE) bahkan ada pasien yang berusia 0 tahun,” rinci Sugiyono.

Saat ditanyakan apakah cara penularan varian delta masih sama dengan droplet atau aerosol, Sugiyono menyarankan agar kita harus lebih berhati-hati pada droplet atau erasol yang menempel pada benda-benda disekitar ataupun diudara yang tetap harus disinfeksi, selain memakai masker yang sudah pasti, cuci tangan, dan langkah lainya dengan disinfeksi untuk mengatasi penularan pada tempat-tempat umum atau kerumunan orang.

Ketika ditanyakan kembali apakah ada tempat tertentu penularan varian delta sehingga membuatnya bisa lebih masif  lagi? Sugiyono mengatakan sejauh ini belum ada tempat yang spesifik, namun lebih ke indoor yang cenderung berkorelasi, dimana sirkulasi udara tidak bagus atau dalam ruangan tertutup memang berisiko tinggi dibandingkan suasana outdoor.

“Harapannya agar kita stay at home, hindari kerumunan, dan jika terpaksa ke luar rumah menggunakan masker dobel, paling tidak masker medis dilapisi masker kain atau memakai  masker yang lebih bagus,” sarannya.

Menanggapi varian di India sudah ada varian delta plus, Sugiyono melihat bahwa bisa jadi karena ada mutasi tambahan dari varian delta yang sudah ada sekarang.

“Tetapi perlu bukti yang lebih banyak lagi kita sehingga disebut variant of concern. Untuk sementara kita stay definisi VOC dari WHO bahwa varian delta,” tegasnya

Di akhir acara, Sugiyono menyarankan untuk masyarakat yaitu disiplin penerapan prokes untuk tindakan pencegahan agar lebih disiplin, karena varian delta lebih tranmissible artinya tingkat penularan lebih tinggi.

“Hati-hati jika menggunakan masker dobel, yang lebih penting melekat kuat tidak ada celah area hidung dan wajah,”tutupnya.

Sebagai informasi acara Topik Petang tersebut menghadirkan pula narasumber lainnya yang kompeten di bidangnya yaitu Mohammad Idris (Walikota Depok), Hery Trianto (Ketua Bidang  Komunikasi  Publik  Satgas  Penanganan  Covid-19 dan Hermawan Saputra dari Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).