14.173 Anak di Jatim Terpapar Covid-19, 75 Meninggal Dunia

MUS • Monday, 28 Jun 2021 - 14:46 WIB

Surabaya - Penularan COVID-19 masih melonjak tajam. Parahnya, anak-anak menjadi kelompok yang kini banyak terpapar COVID-19. Tercatat, sampai 27 Juni ada 14.173 anak-anak di bawah usia 18 tahun yang positif. Dari jumlah itu, 75 anak meninggal dunia.
 
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur Dr. Andriyanto, menuturkan,  berdasarkan laporan Komite Penanganan COVID-19 Nasional dalam COVID19.go.id tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur sebanyak 165.013 kasus, dengan 14.173 kasus pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.
 
“Klaster keluarga semakin banyak, ini membuat kesedihan tersendiri bagi kami. Apalagi 75 anak meninggal dunia,” kata Andri, panggilan akrabnya, Senin (28/6/2021).
 
Ia melanjutkan, kejadian lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Timur ini banyak terjadi pada klaster keluarga. Penyebaran virus yang berasal dari anggota keluarga atau orang yang tinggal satu rumah.
 
“Biasanya penyebaran berawal dari seseorang yang sudah lebih dahulu tertular lalu menularkannya pada anggota keluarga lain,” sambungnya.
 
Andri juga menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif. Salah satunya membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan.
 
“Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah. Sebab, biasanya saat warga sudah berkumpul, jaga jarak sulit sekali diterapkan,” tegasnya.
 
Selain itu, katanya, ketika melakukan liburan atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai juga menjadi salah satu faktor. Hal ini juga meningkatkan risiko klaster keluarga bisa terjadi. Sebab, anggota keluarga berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah atau warga.
 
“Sekali lagi, anak-anak kita harus kita lindungi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari klaster keluarga tentu dengan protokol kesehatan COVID-19,” ungkapnya.
 
Selain itu, lanjutnya, para keluarga juga harus memastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik. Caranya dengan sering membuka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian.
 
“Perlu dicatat juga, walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi. Termasuk tetap melakukan physical distancing. Menggunakan alat makan yang berbeda dan segera cuci alat makan setelah menggunakannya,” jelasnya. (Her)