Para Seniman Papua: Kalau Papua sejahtera, Indonesia Sejahtera

FAZ • Thursday, 1 Jul 2021 - 09:26 WIB

Jakarta - Menjelang PON XX Papua, seluruh elemen masyarakat, khususnya para milenial dan kalangan muda menyambut dengan gegap gempita.

Munculnya nama Nagita Slavina, istri artis ternama Raffi Ahmad menjadi ikon PON dan usulan Arie Kriting serta warga Papua lainnya untuk menyertakan para perempuan asli Papua menarik perhatian seluruh kalangan. Sontak masalah ini menggugah rasa kebangsaan orang Papua sebagai bagian dari bangsa Indonesia, warga NKRI.

Hal ini terbalik dengan ilusi dari segilintir orang yang terus memperingati tanggal 1 Juli sebagai hari kemerdekaan Papua. Justru banyak warga Papua yang terus berkarya dan berprestasi bersama Indonesia serta memiliki kesempatan yang sama dalam berkebudayaan di Indonesia.

Inilah yang menjadi isu utama dalam Talkshow virtual yang diselenggarakan Channel INC TV (30/6).

Dalam releasenya, pihak penyelenggara menjelaskan bahwa polemik tentang ikon PON XX Papua telah menyadarkan kita bahwa orang Papua sangat bangga menjadi salah satu bagian peradaban Indonesia yang memiliki kekhasan seperti daerah lainnya. Bahwa Papua itu sangat bernilai dan mampu memberikan nilai bagi kebangsaan Indonesia.

Forum ini membincang  Papua sebagai kekayaan budaya yang memiliki kekhasan tersendiri sebagai bagian dari peradaban Indonesia.

Menurut penyelenggara, Ali A.H,  sejak era pra kemerdekaan, Papua telah menyatu dengan daerah lainnya  bagian timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan lainnya dalam ikatan ras melanisia. Artinya, Indonesia itu terdiri dari berbagai ras termasuk ras melanisia, jadi sejak dahulu kala, Indonesia telah menghilangkan sekat-sekat rasis.

“Sejatinya warga Papua bangga menjadi bagian dari Indonesia, Peradaban Papua adalah bagian dari peradaban Indonesia, karenanya wajar jika dalam PON XX di Papua, para anak muda ingin menampilkan representasi dari identitas budaya asli Papua dalam pagelaran nasional tersebut.” tegasnya.

“Ini menjadi bukti atas pernyataan Menkopolhukam bahwa warga Papua puas dengan kebijakan Indonesia di propinsi paling timur tersebut, bahkan 82 % sengat setuju dengan adanya otonomi khusus dan hanya 8 % yang menolaknya,” jelasnya.

Semangat nasionalisme sebagai warga Indonesia dirasakan juga oleh produser music dan musisi asal Papua, Stephen Wally dalam We Talkshow bertajuk “Papua and Civilizatioan : an Insider perspective” yang diselenggarakan oleh Compass Media menggandeng INC TV dan NU Channel (30/06).  Setelah melalui perjalanan panjang hingga memiliki studio rekaman sendiri dan salah satunya pernah membuatkan lagu untuk mendiang Glenn Fredly, saat ini ia merasa terpanggil untuk mengangkat nilai Papua sehingga membantu membuatkan lagu-lagu dari Timur khususnya dari Papua. Tokoh-tokoh budaya, influencer dan pihak lainnya mempunyai tugas yang sama dalam membangun Papua.

“Sudah saaatnya, kita hilangkan segala stereotip yang dilekatkan kepada Kita, manusia Papua. Saat Papua menulis sejarah yang gilang gemilang, mengharumkan Indonesia dari Papua. #Torangbisa.” tegas musisi yang berhasil memperkenalkan musik khas Papua di beberapa negara.

Hal ini juga diamini oleh miss Papua 2006, Putri  Nere. Sebagai news anchor orang Papua pertama di tv nasional Indonesia tentu banyak hambatan, namun dari situ menunjukkan bahwa orang Papua juga dapat berkiprah secara nasional bahkan internasional. Yang harus diangkat dari Papua adalah talenta anak-anak muda Papua dan itu juga perlu dukungan dari berbagai pihak khususnya media, karena Papua bukan hanya soal kekerasan dan terorisme karena identitas Papua itu ada dari seni dan budaya.

“Papua Bagian dari Indonesia, Matahari dari timur, Marilah Bersama membangun Indonesia dengan Hati dan memberikan perspektif dan afirmasi yang baik tentang Papua. Papua Tidak hanya soal kerusuhan, perang, tapi ada lebih dari itu. Karna Papua bisa, Kalau Papua sejahtera, Indonesia Sejahtera.“ ungkap putri dari Papua yang saat ini menjadi MC professional
Forum yang disiarkan langsung secara virtual di INC TV dan NU Channel tersebut menghadirkan Nowela Mikhelia (Penyanyi, Pemenang Indonesia Idol), Putri Nere (Miss Papua 2006), Stephen Wally ( Musisi asal Papua), dan Dr Sastro al Ngatawi (Budayawan) serta di pandu oleh Arie Kriting (artis dan komika asal timur Indonesia).

“Forum ini penting sekali untuk memupuk saling berangkulan, bergandengan, satu untuk Papua, “ Ujar Arie Kriting.

“Sebenarnya tidak ada yang menghalangi Papua dalam berkiprah dan menunjukkan talentanya di Indonesia dan harus dilihat dari dua sisi; sisi pertama adalah Pemerintah yang membuka ruang terhadap warga Papua, sisi lainnya adalah orang Papua sendiri yang harus meraih kesempatan tersebut, meskipun 'ribet' tapi itu adalah 'ribet' yang diperlukan.” pangkasnya.