Sidoarjo - Meski berada di Zona Merah, Pemkab Sidoarjo terkesan lambat dalam program penanganan termasuk program vaksinasi. Situasi ini membuat warga resah. Ardi warga Buduran menyampaikan bahwa sampai saat ini dirinya dan keluarganya belum bisa vaksin karena tidak bisa mendapatkan akses untuk vaksin. Beberapa hari yang lalu Ardi mendapatkan infomasi dari pihak RT bahwa ada pendaftaran warga untuk vaksin. Namun betapa kecewanya Ardi karena informasi dari kelurahan jatah tiap RT hanya 1 orang.

"Saya bingung harus vaksin dimana. Di Puskesmas katanya berdasarkan kuota dari kelurahan sementara dari kelurahan berdasarkan kuota untuk RT atau RW yang jumlahnya sangat sedikit" ujar Ardi.

Ardi tidak sendirian. Ada lagi Ibu Tuti. Wanita paro baya ini mengaku iri dengan warga Surabaya yang bisa mendapatkan layanan vaksin secara massal yang difasilitasi pemerintah daerah. Sementara di Sidoarjo tidak pernah ada. Kalaupun ada menurut Tuti seperti di Markas Marinir Gedangan beberapa waktu lalu dengan kuota yang sangat terbatas.

"Iri saya dengan warga Surabaya yang mendapatkan kemudahan untuk vaksin. Hal yang sulit ditemui di Sidoarjo," ujar Ibu 2 anak ini.

Hal yang sama juga dialami Harto. Warga Kecamatan Candi ini mengeluhkan pelayanan vaksin yang sangat lambat di Sidoarjo. Harto makin cemas karena sebagian warga di perumahannya terpapar covid -19. Dia berharap bisa vaksin namun tidak ada informasi untuk itu. Beberapa waktu lalu, Harto mencoba mencari informasi vaksin di Puskesmas Candi namun  dia kembali harus menelan kecewa karena layanan di puskesmas terkendala dengan nakes yang juga banyak terpapar covid .

"Sedih mas dengan kondisi di Sidoarjo ini. Sudah zona merah , vaksin sulit" ujar pria yang berprofesi sebagai pedagang ini.

Harto berharap, pejabat di Sidoarjo tergerak hatinya untuk menyelamatka warga dan segera memasifkan serbuan vaksin seperti daerah lain agar herd immunity warga bisa tercapai.

"Tolong sampaikan para pejabat yang berwenang mas agar peduli dengan nasib warga yang terancam Covid. Agar segera ada serbuan vaksin," pungkas Harto. (Her)