Ridlwan Habib: Dukung Polri Tangkap Demonstran Penolak PPKM

ANP • Saturday, 24 Jul 2021 - 12:11 WIB

JAKARTA - Pengamat Intelijen Ridlwan Habib turut memberikan pendapatnya mengenai aksi penolakan PPKM yang terjadi beberapa waktu lalu di beberapa kota, khususnya mengenai issue aksi tolak PPKM yang akan dilaksanakan di Jakarta.

Ridlwan mengatakan bahwa berkumpul pada masa pandemi saat ini secara teori akademik medis kemungkinan akan menimbulkan cluster Covid-19.

"Pada saat ini situasi Covid-19 dengan varian delta yang berbahaya ini bisa membahayakan keamanan pendemo ataupun masyarakat sekitar," dalam keterangan Ridlwan,Sabtu  (24/7/21).

Ridlwan Hahib yang juga merupakan Direktur The Indonesia Intelligence Institute berharap aparat kepolisian bersikap tegas dan membubarkan aksi demonstrasi di masa PPKM darurat. "Kalau mereka melawan petugas, tangkap dan proses hukum. Polisi jangan takut dituduh melanggar HAM karena justru sedang melindungi HAM masyarakat lain yang lebih besar, " ucapnya.

Ridlwan melihat dalam aksi demo itu juga terjadi adanya narasi provokatif. Dimana narasi itu dinilai menyimpang dari agenda aksi tersebut dengan menyisipkan arahan agar tidak percaya kepada pemerintah.

Pasalnya Ridlwan mengungkapkan bahwa telah banyak beredar di media sosial narasi provokatif tersebut baik di Instagram maupun di media sosial lain.

"Selain masalah keamanan dan kesehatan, Adanya narasi provokatif agar mengarah kepada ketidak percayaan kepada pemerintah bahkan mengarah agar Presiden Jokowi mengundurkan diri," jelasnya.

Ridlwan menilai aksi demo yang direncanakan tampak adanya keinginan agar kerusuhan atau kericuhan terjadi, sehingga dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Dalam konslidasi-konsolidasi mereka di media sosial tampak adanya keinginan terjadinya kerusuhan atau kericuhan serta kekacauan ekonomi itu muncul," ucapnya.

Ridlwan menyayangkan atas terjadinya atau adanya rencana aksi turun ke jalan pada masa pandemi saat ini.

Ia mengatakan yang dibutuhkan saat ini adalah solidaritas dan saling bahu membahu antar berbagai macam elemen bangsa.

"Saat ini semua sedang mengalami masa sulit, baik itu dari segi medis, kesehatan ataupu perekonomian. Yang kita butuhkan saat ini adalah solidaritas, saling bahu membahu baik itu dari kalangan partai politik maupun dari kalangan organisasi mahasiswa," jelasnya.

Sebelumnya beberapa perusahaan transportasi online dan e-commers seperti Shopee, Grab dan Gojek juga menanggapi beredarnya sebuah poster dengan menggunakan logo perusahaan mereka yang berisi pesan ajakan turn ke jalan berjudul Jokowi End Game.

Head of Public Affairs, Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, mengatakan penggunaan logo layanan pesan antar makanan online, ShopeeFood dalam poster itu adalah hoax.

"Logo ShopeeFood disalahgunakan tanpa sepengetahuan kami di materi aksi long march berjudul Seruan Aksi Nasional - Jokowi End Game yang beredar di media sosial," tegas Radynal.

"ShopeeFood memastikan bahwa hal ini adalah pencatutan nama dan merupakan hoax. Materi tersebut tidak mewakili kami sebagai sebuah perusahaan, Kami juga mengimbau mitra pengemudi ShopeeFood untuk tidak terprovokasi mengingat situasi pandemi COVID-19 dan implementasi PPKM Level 4 saat ini," ucapnya.

Salah satu logo perusahaan yang dicatut dalam poster itu, Grab, juga menyatakan tak terlibat dalam aksi itu. President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata juga telah membuat pernyataan tertulis terkait aksi Jokowi End Game.

"Bersama ini kami tegaskan Grab tidak terlibat sama sekali dalam gerakan ini di mana penyertaan logo perusahaan dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," kata President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Selain itu, pihak Gojek juga menyayangkan penggunaan logonya dalam poster itu. Gojek mengimbau driver-nya tidak ikut aksi massa tersebut.

"Dapat kami sampaikan bahwa hal tersebut adalah hoax atau tidak benar," kata SVP Corporate Affairs Gojek, Rubi W Purnomo.

"Kami sangat menyayangkan penyalahgunaan logo Gojek tanpa izin dan sepengetahuan kami pada konten terkait unjuk rasa dan kegiatan politik yang tersebar di media sosial dengan mengatasnamakan berbagai perusahaan, termasuk Gojek," kata Rubi.

Tegaskan tidak akan turun aksi 24 Juli besok, perwakilan komunitas driver ojek online (ojol) mendatangi Polda Metro Jaya untuk bertemu dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Dalam kesempatan ini, Fadil mengapresiasi sopir ojol yang tak melibatkan diri dalam kegiatan yang akan menimbulkan kerumunan. 

"Saya juga apresiasi atas sikap yang lahir dari diri sendiri untuk tidak hadir dan mengikuti setiap kegiatan yang sifatnya menimbulkan kerumunan apa pun itu. Termasuk ajakan-ajakan untuk membuat aksi yang menimbulkan kerumunan," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya.

"Situasi pandemi ini sudah sangat sulit jangan lagi dipersulit dengan hal-hal yang dapat menambah beban karena terpapar pandemi COVID-19. Itu dua hal yang saya apresiasi dan saya bangga dan ketiga para driver ojol Grab ini juga sangat ingin agar Jakarta ini adem Jakarta ini tetap sejuk Jakarta ini tetap damai tetap sehat," tutupnya. (ANP)