Turunkan Angka Kematian Akibat Covid-19

MUS • Saturday, 31 Jul 2021 - 13:19 WIB

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI, mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Jakarta - Tingginya angka kematian akibat covid-19 amat memprihatinkan, karena jumlah yang meninggal bukan hanya sebatas angka saja. Keluarga dan kerabat kita yang sudah meninggal tidak akan mungkin kembali lagi. Upaya maksimal harus dilakukan untuk menganalisa dan menekan serta menurunkan jumlah warga kita yang wafat karena COVID-19. Ada setidaknya ada tujuh aspek yang perlu mendapat perhatian utama.
 
1. Analisa penyebab masalah, setidaknya dua aspek:

1.1. Analisa tentang ribuan warga kita yang wafat setiap hari, berapa yang wafat di rumah sakit, berapa yang meninggal di rumah, berapa yang sudah dibawa ke rumah sakit dan tidak dapat tempat dll., bagaimana pola umurnya, mana jenis komorbid paling banyak dll.

1.2. Audit kasus kematian, suatu prosedur yang sudah rutin dilakukan di berbagai rumah sakit. Kalau hasil audit kematian ini dikumpulkan dan dikompilasi, maka akan didapat pola nasional tentang apa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya angka kematian.
 
2. Sudah jelas tingginya angka kematian berhubungan dengan besarnya jumlah kasus yang ada. Kalau angka penularan di masyarakat masih amat tinggi, maka kasus akan terus bertambah, dan secara proporsional kasus yang berat dan meninggal akan terus bertambah pula. Penularan di masyarakat ditandai dengan angka kepositifan (“positivity rate”), yang di Indonesia totalnya sekitar 25%. Sementara kalau berdasar tes PCR saja angkanya bahkan lebih dari 40%. 

Angka ini harus ditekan dengan pembatasan sosial yang ketat, mulai dari pelaksanaan 3M, 5M, sampai ke berbagai jenis PPKM dll.
 
3.  Meningkatkan tes dan telusur juga merupakan upaya yang amat penting. Hanya dengan tes dan telusur yang massif maka kita dapat menemukan kasus di masyarakat, segera memberi penanganan kepada mereka sebelum terlambat, dan mengisolasi mereka yang positif sehingga rantai penularan dapat dihentikan.
 
4. Vaksinasi juga harus terus ditingkatkan. Target 1 atau 2 juta perhari harus dapat terlaksana secara konsisten. Juga cakupan vaksinasi pada lansia yang masih belum optimal harus dimaksimalkan
 
5. Penanganan pada varian Delta dan varian baru lain. Untuk ini maka jumlah pemeriksaan “Whole Genome Sequencing (WGS)” di negara kita harus ditingkatkan agar kita tahu persis varian-varian apa saja yang ada dan dapat diantisipasi penanganannya dengan lebih baik.
 
6. Penanganan pada isoman, terdiri dari 4 hal:

6.1. Pertama dan utama adalah evaluasi keadaannya secara rutin setidaknya dua kali sehari, mulai dari suhu dengan thermometer, saturasi oksigen dengan oksimeter, serta perubahan gejala yang terjadi, serta juga perubahan pada penyakit komorbid yang ada.

6.2. Adanya komunikasi dengan petugas kesehatan secara rutin, sebaiknya setiap hari. Ini dapat dilakukan dengan telpon/WA ke rumah sakit atau Puskesmas, atau lewat Telemedisin yang disediakan pemerintah, atau setidaknya selalu berkomunikasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain yang dikenal.

6.3. Hal ke tiga barulah penyediaan obat, baik obat untuk COVID-19 maupun juga sama pentingnya adalah obat untuk penyakit komorbid yang harus dikonsumsi. Penanganan komorbid sangat penting, kalau komorbidnya memburuk maka bisa memperburuk COVIDnya juga.

6.4. Mereka yang isoman harus tetap menjaga pola hidup bersih sehat, selalu makan bergizi, melakukan aktifitas fisik, istirakat yang cukup serta mengelola stress dengan baik.
 
7. Penanganan pasien gawat dan kritis di rumah sakit. Dalam hal ini perlu ketersediaan ruang isolasi, ICU dengan alatnya dan juga tentu obat, seperti misalnya tocilizumab, immunoglobulin intravena, atau antibodi monoklonal dll. Tapi yang paling utama adalah peran sentral tenaga kesehatan yang harus mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugasnya, jam kerja yang wajar, keamanan kerja dengan alat pelindung duri (APD) yang memberi proteksi maksimal, serta pemenuhan hak mereka dalam menjalankan tugas.
 
Kematian akibat COVID-19 harus kita tekan dan kendalikan. Cara penanggulangannya harus berdasar analisa situasi yang ada, dan dilakukan dari hulu sampai hilir secara menyeluruh, semua perlu mendapat prioritas penting.

“We have to do it all”.