Update Penanganan Covid-19, Menko Luhut: Jawa Bali Semakin Membaik 

ANP • Monday, 2 Aug 2021 - 23:01 WIB

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan bahwa penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali sudah semakin menunjukkan hasil yang cukup baik. Terpantau angka kasus hariannya mengalami penurunan signifikan hingga 50 persen dari puncaknya beberapa waktu yang lalu. 

“Penerapan PPKM Level 4 dan 3 yang dilakukan sejak tanggal 26 Juli hingga 2 Agustus 2021 di Jawa Bali sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini dapat terlihat dari sejumlah provinsi yang mengalami penurunan jumlah penambahan kasus dan BOR. Namun, indeks mobilitas memang sedikit mengalami kenaikan dan sudah terprediksi akibat pelonggaran yang dilakukan. Angka kasus harian di Jawa Bali mengalami penurunan signifikan hingga 50 persen dari puncaknya beberapa waktu yang lalu. Harapannya kondisi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Menko Luhut saat konferensi pers secara virtual, Senin (02-08-2021). 

Lebih lanjut, Menko Luhut memaparkan bahwa dalam penerapan PPKM Level 4 dan 3 yang akan dilakukan pada 3 Agustus nanti, terdapat 12 Kabupaten Kota yang dapat masuk ke Level 3 dan 1 Kabupaten yang masuk ke Level 2. Namun terdapat beberapa Kabupaten Kota yang akhirnya kembali pada Level 4, bukan karena peningkatan kasus, tetapi lebih kepada peningkatan kasus kematian. 

“Terkait detail Kabupaten Kota mana saja yang masuk ke dalam Level 3 dan 4 akan dikeluarkan Inmendagri dalam waktu dekat ini. Untuk itu, ada beberapa daerah yang memang dibutuhkan perhatian khusus karena masih tingginya jumlah kasus terkonfirmasi, positivity rate dan juga jumlah kematian warganya seperti Bali, Malang Raya, DIY, dan Solo Raya,” ujarnya.

Faktor Tingginya Jumlah Kematian 

Soal tingginya angka kematian, Menko Luhut menyebutkan bahwa hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, sehingga terlambat dilakukan perawatan intensif di rumah sakit. Akibatnya, penderita mengalami kematian karena saturasi oksigen mereka rata-rata di bawah 90. 

Mengenai kematian ini, pemerintah melakukan berbagai intervensi untuk menurunkan angka kematian, seperti mendorong pembukan Isolasi terpusat dan Isoter baru di wilayah tersebut dan juga mendorong 3 peran serta TNI-Polri dan Pemda untuk terlibat aktif dengan melakukan 3T dan juga penjemputan kepada masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri agar tidak terjadi keadaan yang tidak diinginkan. 

“Pemerintah juga sudah melihat pemenuhan kebutuhan oksigen dan obat sudah semakin baik, dan di beberapa daerah yang kasusnya masih tinggi, kapasitas rumah sakit juga terus ditingkatkan," ujarnya. 

Namun, Menko Luhut menambahkan, pemerintah terus mobilisasi pasien-pasien Covid-19, yang tadinya sedang isolasi mandiri, untuk ke isolasi terpusat agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang dilengkapi berbagai fasilitas untuk perawatan pasien Covid-19. Fasilitas isolasi terpusat ini dilengkapi dokter, perawat, obat-obatan, oksigen, dan konsumsi pasien. 

Selama ini, lanjut Menko Luhut, banyak pasien yang menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing dan tidak terpantau oleh tenaga kesehatan, dan ketika saturasi oksigen sudah turun atau mengalami pemburukan, baru dibawa ke rumah sakit sehingga berpotensi menimbulkan kematian karena terlambat mendapatkan penanganan. 

“Isolasi-isolasi terpusat baik di level desa, kecamatan, kabupaten/kota, ataupun yang di level provinsi sangat penting. Terutama bagi pasien-pasien yang beresiko tinggi, ataupun yang di rumahnya ada ibu hamil, orang tua, orang komorbid,” jelasnya.


3 Pilar Pengendalian Covid-19 

Dalam memutuskan berbagai kebijakan mengenai penanganan Covid-19, pemerintah juga menerima masukan dari berbagai pihak seperti beberapa ahli. Diskusi ini kemudian  menghasilkan upaya pengendalian Covid-19 yang bertumpu pada 3 pilar. 

Setelah mendengar pendapat dan masukan dari para ahli dan berdasarkan analisis gabungan para epidemolog dari berbagai universitas, maka pengendalian pandemi Covid-19 ke depan di Indonesia akan bertumpu kepada 3 pilar. 

"Pertama, peningkatan cakupan vaksinasi secara cepat, terutama pada wilayah-wilayah yang menjadi pusat mobilitas dan kegiatan ekonomi. Saat ini kami sedang meningkatkan jumlah vaksinasi harian mencapai 1.250.000 suntikan di bulan Agustus ini . Pemerintah sudah menyiapkan 258 juta vaksin siap suntik pada periode Agustus hingga Desember ini." 

Kedua, lanjut Menko Luhut, penerapan protokol kesehatan 3M yang masif di seluruh komponen masyarakat, dan ketiga adalah kegiatan testing, tracing, dan treatment (3T) yang sistematis dan masif. "Pemerintah saat ini menargetkan untuk melakukan tracing kepada 10 kontak erat per kejadian kasus positif yang sudah mulai dijalankan oleh TNI dan Polri dilapangan. Jika ketiganya dapat dilakukan, maka penyebaran virus dapat dikontrol sehingga strategi reopening secara bertahap optimis dapat dilakukan,” tambahnya. 

Dalam menangani pandemi ini, menurut Menko Luhut perlu bantuan semua pihak terutama keikutsertaan publik.  “Hari ini kami masih memiliki masalah di sektor hulu di mana soal kedisiplinan masyarakat yang masih sangat kurang walaupun kedisiplinan ini adalah kunci dari penanganan pandemi Covid-19 varian delta ini," ujarnya serius. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk berperan penuh dalam terus menjaga protokol kesehatan. 

Pentingnya Vaksin 

Selain mematuhi 3M dan 3T, Menko Luhut kembali mengingatkan bahwa vaksin menjadi salah satu yang sangat penting dalam menghadapi dan  mengendalikan pandemi ini. Karena pembukaan aktivitas ekonomi akan tergantung pada ke-3 faktor tersebut. 

“Bulan Agustus harus dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, dan penerapan 3M serta 3T, agar September bisa mulai dilakukan pembukaan secara bertahap," ujarnya. 

Selain Menko Luhut, konferensi pers ini dihadiri juga oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang juga menekankan bahwa 3T, 3M, dan Vaksinasi harus dilaksanakan dan diprioritaskan. Keduanya berharap selain kerja sama yang baik dengan TNI/ Polri, Gubernur, Bupati, Walikota, beserta jajarannya, harus ada juga kerja sama yang baik dengan seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu pemerintah mendorong bersama -sama menangani Covid-19 ini. (ANP)