Kondisi Ekonomi tak Menentu Akibat Covid-19, BSI Optimis Tumbuh Sesuai Target

MUS • Tuesday, 3 Aug 2021 - 12:50 WIB

Surabaya - Di tengah kondisi pandemi yang tak berujung dan peneraan PPKM yang terus diperpanjang,  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) optimis  kinerja perbankan syariah di semester II tahun ini akan tumbuh positif. 

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyampaikan bahwa  BSI  tidak melakukan revisi RKAP. Namun demikian dalam menentukan target kinerja tetap menggunakan parameter atau patokan untuk melihat situasi  perekonomian nasional dalam kurun waktu tertentu yaitu sekitar  3 bulan ke depan.

“Analysis meeting yang memjadi panduan kita akan melihat 3 bulan ke depan, apakah ada perubahan atau tidak. Meski PPKM terus dilanjutkan,  saya optimis fungsi perbankan terutama intermediary tidak akan terganggu,” katanya dalam virtual konferensi pers kinerja semester I/2021 beberapa waktu lalu.

Hery Gunardi juga menyampaikan, bahwa kondisi perbankan Indonesia sampai Mei 2021  menunjukkan perbaikan yang positif secara year to date (ytd), khususnya dari sisi aset yang bisa tumbuh di atas 1 persen lebih. Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan tumbuh  di atas 3 %.

Namun untuk sisi pembiayaan/kredit masih mengalami tekanan yang berat. Secara umum sektor ini hanya mampu tumbuh di angka 0,65 persen. Dari situasi tersebut terlihat gambaran bahwa kondisi perbankan nasional telah menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif baik dari sisi aset, dana maupun kredit.

"Kita optimis bahwa akan ada pertumbuhan meski belum begitu signifikan. Dengan PPKM ini bisa dilihat mal-mal yang buka hanya supermarket, restoran tidak boleh makan di tempat, dan banyak sekali pusat-pusat ekonomi yang tidak termasuk kegiatan esensial tidak bisa bergerak. Kita berharap PPKM tidak terlalu lama sehingga yang dicapai sampai kuartal II bisa diteruskan sampai Desember,” ujar Hery Gunardi.

Sementara itu, Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho menyampaikan bahwa untuk menentukan target BSI sangat  berhati-hati dan lebih konservatif. Bahkan untuk target sektor pembiayaan, BSI hanya tumbuh single digit, dan sektor DPK masih bisa double digit seperti yang diterjadi pada perbankan umumnya sebagai dampak dari PPKM.

“Kita tetap optimistis profitabilitas BSI mampu mencapai target Rp2,9 triliun - Rp3 triliun, karena dalam setengah tahun (semester I/2021) sudah  hampir Rp1,5 triliun,” tutur Ade Cahyo Nugroho.

Ade Cahyo Nugroho juga mengatakan,  bahwa saat ini BSI mampu mencapai laba bersih yang signifikan karena selama semester I perseroan telah banyak belajar dari kondisi pandemi yang melahirkan efisiensi biaya operasional. Setidaknya situasi ditengah pandemi  menurutnya, telah memberikan dorongan bagi  bisnis perbankan melakukan inovasi baru khususnya layanan perbankan tanpa bertemu nasabah,  sehingga memunculkan efisiensi.

Dalam perkembangan terbaru seiring perpanjangan PPKM, Direktur Utama BSI Hery Gunardi  menganalisa, bahwa hampir seluruh sektor masih bisa dimaksimalkan  untuk mecapai target di tahun ini, seperti sektor wholesale banking, sektor produktif yakni Small Medium Enterprise (SME) dan mikro atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta segmen konsumer seperti griya pembiayaan rumah, pembiayaan mitraguna yang berbasis payroll, dan pembiayaan kendaraan bermotor.

“Yang menarik di BSI ini, ada servis yang bisa melakukan pekerjaan seperti pegadaian, karena kita  mempunyai  layanan gadai emas dan cicil emas. Sehingga membuat  kita  bisa menjaga pertumbuhan yang selektif,” ujar Hery Gunardi.

Untuk sektor industri nenurut Hery Gunardi, BSI melihat ada potensi yang positif khususnya  pembiayaan dari industri farmasi  yang sangat menjanjikan. Kemudian industri digital, food and beverage, termasuk juga perkebunan sawit. Sementara di sektor wholesale, BSI lebih protektif dalam memberikan pembiayaan.

“Jadi kita masuk ke pembiyaan yang underline nya APBN. Dalam kurun waktu sebelum Juli kami sudah ikut pembiayaan proyek tol Serang - Panimbang Rp700 miliar, rel kereta Makassar - Pare-Pare Rp327 miliar dan preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera Rp200 miliar. Sebetulnya total sampai Juni, BSI sudah masuk sektor infrastruktur sekitar Rp1,27 triliun,” lanjut Hery Gunardi 

Untuk  semester I/2021, Bank Syariah Indonesi ( BSI )  mencatatkan kinerja aset mencapai Rp247,3 triliun atau tumbuh  15,15% bila dibandingkan dengan periode sama di tahun  2020 atau year on year (yoy). Sementara  kinerja pembiayaan mencapai tumbuh Rp161,5 triliun atau naik 11,73 %(Yoy). Untuk DPK mencapai Rp216,4 triliun naik 16,03%.

Untuk sektor  Non Performing Financing (NPF) Gross 3,11% , turun -0,12%  dari Juni 2020 yakni 3,23%. Untuk NPF Nett 0,93%  atau turun dari Juni 2020 yakni 1,52%. Untuk  sektor cash coverage 114,07% atau naik 38,88 % (yoy). 

Laba bersih perseroan di semester I/2021 sudah mencapai Rp1,48 triliun atau naik 34,29% dibandingkan periode sama 2020 yakni Rp1,1 triliun. (Her)