Vaksinasi Pelajar Ricuh, Dewan Pendidikan Surabaya Minta tak Saling Menyalahkan

MUS • Friday, 13 Aug 2021 - 13:28 WIB

Surabaya - Dewan Pendidikan Kota  Surabaya minta semua pihak menahan diri dan tidak saling menyalahkan dalam pelaksanaan vaksin pelajar yang berlangsung kemarin di Islamic Center Surabaya. Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabata Juli Purnomo menyampaikan bahwa semua pihak mempunyai niatan baik dalam program percepatan vaksin sehingga perlu saling bersabar dan membantu dalam kelancaran program tersebut.

"Pelaksanaan vaksin kemarin sebenarnya merupakan cerminan keseriusan semua pihak dalam percepatan vaksin untuk pelajar. Pemkot Surabaya, orang tua dan siswa sangat antusias. Sehingga perlu untuk saling menahan diri dan tidak menyalahkan jika ada kekurangan," ujar Juli Purnomo.

Berdasarkan kondisi antrian kemarin, Dewan Pendidikan Kota Surabaya minta agar ada evaluasi dalam pelaksanaan vaksin pelajar. Diharapkan pola yang dilakukan tidak terpusat di satu titik, namun menyebar hingga melibatkan RT atau RT hingga program vaksin untuk pelajar bisa tuntas.

"Harus ada kajian dan evaluasi. Kita tahu bahwa jumlah pelajar yang harus vaksin banyak, sementara kuota dan vaksinator terbatas. Nah ini yang harus dicari jalan keluarnya bukan malah saling menyalahkan," lanjut Juli Purnomo.

Sejauh ini Juli Purnono Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya melihat bahwa vaksinasi untuk pelajar ini bukan landasan untuk percepatan PTM, namun lebih pada upaya perlindungan anak-anak dari covid 19. Menurutnya varian baru covid membuat orang tua was was sehingga sangat antusias untuk memberikan perlindungan pada anaknya dengan vaksin. 

"Vaksin untuk anak ini lebih pada upaya perlindungan jika melihat perkembangan saat ini, dimana varian baru covid juga mengancam anak. Tidak terkait dengan PTM karena jika percepatan PTM ada indikator lain yang harus dipenuhi dan tidak terbatas pada vaksin saja," lanjutnya.

Sementara itu Ormas JOGOBOYOmenyesalkan  dengan banyaknya pelajar dan warga yang berkerumun dan berebut untuk vaksin. Ketua Ormas Jogoboyo, Ahmad Badruttamam menyampaikan bahwa seharusnya kegiatan vaksin pelajar  dioptimalkan di tiap puskesmas yang ada, khususnya puskesmas yang masih masuk dalam daftar wilayah resiko tinggi.

"Harusnya pelaksanaan vaksin seperti kemarin tidak terjadi jika panitia lebih mengoptimalkan peran puskesmas. Khususnya puskesmas yang wilayahnya merah. Vaksin terhadap pelajar diutamakan, apalagi sekarang puskesmas buka 24 jam. Kalau seperti kemarin rawan terjadi klaster" ujar Ahmad  Badruttamam.

Seperti diketahui pelaksanaan vaksinasi pelajar di Islamic Center kemarin ricuh. Saling serobot dan berkerumun menjadi sorotan para orang tua yang mengantar anaknya. Merekapun memprotes petugas yang berjaga untuk menyikapi kondisi yang tidak karuan tersebut. 

Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo meminta maaf atas kejadian tersebut. Pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi dalam penyelnggaraan vaksin pelajar berikutnya agar tidak terjadi kerumunan dan aksi saling serobot.

"Saya mohon maaf atas kejadian ini. Pemkot Surabaya akan segera melakukan evalusi dalam penyelenggaran vaksin selanjutnya, termasuk untuk para pelajar," pungkas Supomo. (Her)