Penguasaan Taliban atas Afghanistan, Pengamat: Indonesia Jangan Terburu-buru

FAZ • Friday, 27 Aug 2021 - 23:09 WIB

Jakarta - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menanggapi penguasaan Taliban atas Afghanistan kepada Radio Trijaya, Kamis (27/8/2021).

“Proses kemenangan Taliban ini bukan karena kontestasi politk, tetapi ini merupakan pemberontakan bukan hasil demokrasi,” ucap Islah.

Menurutnya, Taliban merupakan Embrio dari Al Qaida, sehingga masuk dalam kelompok radikal, hanya saja berbagi tugas: Al Qaidah pada ekstrimisme dan terorisme, sedangkan Taliban kelompok radikal secara regional.

Meskipun Taliban memenangkan wilayah Afghanistan, banyak warga Taliban yang ingin pergi dari wilayah tersebut. Menurut Islah hal ini terjadi karena adanya traumatik yang berkepanjangan dirasakan oleh warga Taliban.

“Mereka sangat ketat, sangking ketatnya melebihi Tuhan, mereka berusaha untuk membungkam masyarakat dengan kecaman,” kata Islah.

Peluang Taliban untuk melakukan kegiatan rekrutmen untuk masuk dalam circle mereka, terlihat cukup besar. Hal ini diakibatkan karena Taliban telah menguasai lebih dari setengah distrik, maka akan mempermudah mereka melakukan inisiasi untuk gerakan yang sama.

“Mereka sudah banyak melakukan kegiatan rekrutmen,” tanggap Islah.

Peristiwa ini dinilai bukan berbicara tentang Islam, melainkan sebuah pemberontakan politik. Jika ini dinilai menjadi kemenangan Islam, maka Islam akan dijadikan sebagai korban. “Basis dari semua agama itu kemanusiaan,” tegas Islah.

Menanggapi hal ini, pemerintah masih menunggu sejarah apa yang akan dibuat oleh New Taliban.

“Meskipun Islam akan mengadopsi patriarki, kalau masih saja diskriminasi artinya masih melakukan konsep represif terhadap hukum, maka dari itu Indonesia jangan terburu-buru,” tutup Islah.