Rekor Baru Indonesia Paralympic 2020 Tokyo, CdM: Ini Sebuah Sejarah Baru

MUS • Monday, 6 Sep 2021 - 13:59 WIB

Jakarta - Setelah 41 tahun berpuasa dari medali emas dalam paralympic, akhirnya Indonesia dapat meraih emas dalam Paralympic 2020 Tokyo.

Pencapaian dan keberhasilan yang didapatkan oleh kontingen Indonesia dalam paralympic bukanlah sebuah pencapaian yang terjadi begitu saja. Hal ini dikatakan oleh Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo, Andi Herman dalam wawancaranya dengan Radio Trijaya, Senin (6/9/2021).

“Semuanya diawali dengan sebuah program yang dilakukan secara terus menerus, serta disertai dengan semangat yang tinggi dari para atlet,” tanggap Andi.

Keberhasilan yang dicapai ini juga tidak lepas dari dukungan pemerintah, mulai dari moril bahkan sampai pendanaan agara para atlit paralympic dapat melakukan pelatihan dengan tenang serta diberikan try out baik di dalam maupun di luar negeri.

“Pemerintah mendukung baik secara moril maupun finansial,” ucap Andi.

Dalam proses persiapan yang dilakukan untuk menuju paralympic, setiap atlit diberikan motivasi khusus. Tenaga psikolog juga dikerahkan untuk dapat membangkitkan semangat sekaligus memberi kesedaran, bahwa pertandingan yang akan dilakukan dapat menjadi pertandingan yang terakhir atau pertandingan yang akan membawa ke pertandingan selanjutnya. Sehingga para atlit dapat memiliki semangat juang dan rasa nasionalisme.

“Kebahagian tertinggi itu, dimana Indonesia Raya dapat dikumandangkan di venue, dilihat oleh banyak orang di lapangan ataupun masyarakat dunia,” tambah Andi.

Pencapaian yang telah diperoleh melebihi dari target yang ditentukan. Andi menyampaikan bahwa target awalnya adalah meraih 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu, tetapi Indonesia mampu mendapatkan 9 medali, 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Pencapaian 2 emas ini merupakan sebuah sejarah baru yang dirangkai.

“Ini sebuah kebanggan dan menjadi warisan bagi kita semua untuk bisa mencapai dan mempertahankan prestasi, khususnya untuk menghadapi paralympic di Perancis,” ungkap Andi.

Meskipun telah mencapai banyak medali melampaui target, tetapi Andi merasa, apresiasi atau bonus dari pemerintah, diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

“Sampai saat ini kami dan atlet masih fokus kepada hasil pertandingan, dan setelah pertandingan ini akan libur sejenak kemudian mempersiapkan diri untuk olimpiade berikutnya,” tutup Andi. 

Tanggapan Sesmenpora

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot Dewa Broto menanggapi, “Ini luar biasa prestasi yang diberikan merupakan loncatan yang tinggi sekali, dari satu perunggu sekarang bisa memperoleh emas, ini gak tanggung-tanggung."

Gatot juga menjelaskan bahwa bonus yang akan didapatkan akan sama atlet di Olimpiade. “Tidak ada kebijakan diskriminasi, kami tidak membeda-bedakan jumlah angka,” jelas Gatot.

Penyambutan para atlet yang pulang dari Paralympic sudah dilakukan sejak gelombang pertama kembali ke tanah air. Gelombang terakhir akan kembali pada tanggal 7 September. 

Gatot juga merasa begitu terharu dengan pencapaian yang diberikan, selain itu mereka yang telah berjuang akan bertemu dengan Presiden.

“Ini menggambarkan saudara kita yang menyandang disabilitas dengan segala keterbatasan bisa dapat berprestasi,” tutup Gatot. (GRA)