Jadi Ujung Tombak Kemajuan Indonesia, CentennialZ Ajak Generasi Muda Berani Bersuara 

MUS • Tuesday, 7 Sep 2021 - 15:48 WIB

Jakarta - CentennialZ kembali mengadakan program self-developing, sebuah webinar bertajuk “Z Future Leaders” pada hari Sabtu (04/09/2021) yang diikuti oleh 800 generasi Z terpilih dari seluruh Indonesia. Program ini diselenggarakan sebagai sebuah media untuk mengembangkan generasi Z yang akan menjadi pemimpin Indonesia.

Kegiatan yang diadakan secara daring ini dihadiri Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Rocky Gerung (Akademisi dan Pengamat Politik), Faisal Basri (Ekonom Senior), serta Maman Abdurahman (Wakil Ketua Komisi VII DPR RI). Tidak hanya itu, “Z Future Leaders” juga diisi para pembicara generasi muda, Sultan Rivandi (Co-Founder CentennialZ), Manik Marganamahendra (Co-Founder CentennialZ), Dinno Ardiansyah (Co-Founder CentennialZ), dan Sabina Katya (Aktris dan Atlet). 

Webinar “Z Future Leaders” berjalan dengan interaktif dan penuh antusiasme peserta dari seluruh Indonesia. Rocky Gerung menjadi pembuka materi dengan tema “Organization”. Di dalam sesinya, Rocky menyampaikan turbulensi dalam hal demokrasi adalah sebuah kegagalan dalam suatu kestabilan. Generasi muda yang menuruti ketidakstabilan ini disebut generasi dungu. Menurutnya, generasi yang seperti itu adalah orang yang hanya mengucapkan suatu hal demi menyenangkan bosnya.

Menyambung dari materi sebelumnya, tema “High Achiever” yang dibawakan oleh Maman Abdurahman menjadi sesi yang paling menarik untuk para Gen Z di webinar ini. Sebagai pemimpin masa depan di Indonesia, Gen Z tentu perlu membuat target dan mencapainya. Beliau menutup materi dengan sebuah petuah, “Untuk bisa mencapai suatu tujuan yang tinggi memang butuh privilege, namum jangan salah diartikan, privilege perlu dibuat karena integritas, kompetensi, dan rekam jejak kita. Bukan hanya berharap karena suatu pemberian.” 

Sebagaimana kondisi sekarang ini yang terdapat banyak desakan untuk bertransformasi, Faisal Basri yang menjadi pemateri ketiga dengan tema “Creativepreneur”, mengatakan Gen Z harus menjadi creativepreneur, seperti membuat pekerjaan baru sebagai alternatif untuk membantu perekonomian Indonesia. Gen Z memang belum mengendalikan negara, tapi Gen Z harus terus bersuara karena yang dapat menjawab keresahan terhadap perekonomian di Indonesia, adalah Gen Z yang kreatif, inovatif, dan independen. 

Sama seperti Faisal Basri, Ridwan Kamil yang membawakan materi terakhir yaitu “Gen Z dan Digital” menanggapi bahwa Gen Z mempunyai terlalu banyak informasi, maka dari itu, digital wise dan kesadaran akan bersosmed perlu ditingkatkan demi ‘Indonesia Tanpa Julid’. “Generasi Z harus punya kemampuan analisa yang baik, imajinatif, dan kreatif,” pesan Emil. (Jak)