Sudirman Said: PPKM Cara Paling Efektif Menekan Angka Kasus Covid-19

MUS • Tuesday, 7 Sep 2021 - 15:55 WIB

Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlanjut hingga 13 September 2021, dinilai sebagai cara paling ampuh menekan pertambahan infeksi Covid-19.

Koordinator Nasional Forum Solidaritas Kemanusiaan, Sudirman Said menilai positif PPKM. “PPKM terbukti efektif menurunkan angka kasus Covid-19,” kata Sudirman kepada Radio Trijaya, Selasa (7/9/2021).

Namun masyarakat tidak boleh lengah, karena gelombang berikutnya bisa terjadi kapan saja, seperti yang sudah terjadi di banyak negara. “Ini yang harus kita jaga bersama oleh karena itu kita harus syukuri penurunan kasus ini, bahwa Covid sudah dapat terkendali, tetapi menurut saya tidak boleh lengah dan harus waspada,” ucap Sudirman yang juga menjabat Sekjen Palang Merah Indonesia (PMI). 

Dengan melonggarnya PPKM, peraturan baru dibuat untuk makan di restoran dari yang 30 menit sekarang menjadi 60 menit. Hal ini tidak dapat dikatakan sebagai keputusan yang terburu-buru, karena semua akan tergantung terhadap sebuah wilayah, terkait tingkat vaksinasi. Meskipun sudah dipelonggar, protokol kesehatan di restoran masih harus dijalankan dengan ketat.

“Tentu saja makan tidak memakai masker, tetapi minimal waktu berinteraksi itu dijaga betul sebagai kebiasaan baru rasanya aman,” tanggap Sudirman. 

Tentang kerumunan di kafe daerah Jakarta Selatan, Sudirman mengatakan bahwa itu merupakan salah satu contoh kasus yang lengah dan tidak waspada terhadap pandemi. Ia mengimbau masyarakat tetap menaati protokol kesehatan dan menahan diri untuk di rumah, karena apa yang terjadi disekitar kita tidak dapat diprediksikan.

“Bantulah usaha pemerintah mengendalikan Covid-19, dengan cara ikut berkontribusi dengan menahan diri, meskipun diperlonggar cara mengelola kelonggaran harus bertanggung jawab,” jelas Sudirman.

Menurutnya, kerjasama dibutuhkan antara pemerintah dengan masyarakat. Tidak selamanya pemerintah dapat mengawasi masyarakat, serta harus ada kesadaran secara penuh dari masyarakat untuk disiplin terhadap protokol kesehatan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi klaster baru dalam masyarakat.

“Edukasi dan literasi menjadi penting bahwa Covid-19 masih ada disekitar kita, kita belum tuntas penanganannya karena itu, harus terus menerus mengingatkan sesama menjaga prokes,” tutur Sudirman.

Dua kunci untuk menangani pandemi ini yang pertama, vaksinasi dan yang kedua interaksi yang dikelola dengan baik. Meskipun setiap wilayah punya batasan administrasi, tetapi Covid-19 akan tetap terus menyebar. Tidak ada yang dapat menjamin jika ada interaksi manusia antar pulau atau antar daerah terbuka tidak membawa virus. Hanya pribadi sendiri yang paling efektif untuk menjaga protokol kesehatannya.

“Kita bekerja dengan normal, tapi melalui proses yang disebut sebagai normal baru itu, berjalan dengan prokes ketat tetapi tidak mengurangi produktivitas kita,” tutup Sudirman. (GRA)