Konsumsi Listrik Meningkat, Perekonomian Jatim Mulai Berputar

MUS • Friday, 10 Sep 2021 - 14:27 WIB

Surabaya – PLN UID Jawa Timur mencatat konsumsi listrik mencapai 25,84 (Terra Watt hour) TWh sejak Januari hingga Agustus 2021 atau tumbuh 4,36% persen dari periode yang sama tahun lalu.

Indikasi pemulihan ekonomi pasca puncak pandemi pun terlihat di beberapa sektor. Misalnya, konsumsi listrik di sektor industri pertumbuhannya mencapai 14,09 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industri di Indonesia sudah mulai bangkit kembali. Di sisi lain, sektor rumah tangga tumbuh sebesar 1,45 persen.

“Pertumbuhan ini menandakan Jawa Timur mulai bangkit dari pandemi Covid-19, dan ekonomi sudah mulai berjalan,” tutur Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jawa Timur, A Rasyid Naja.

Berdasarkan data PLN, pertumbuhan konsumsi listrik sektor industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah baja sebesar 80,3 persen, CPO sebesar 44,9 persen diikuti oleh mesin & otomotif sebesar 19,2 persen, keramik & kaca sebesar 17,4 persen, bumbu masak 16,7 persen, dan tekstil 12,6 persen.

“Untuk sektor bisnis hingga Agustus, memang belum terlalu tumbuh signifikan. Meski begitu, sektor bisnis seperti mall, pusat perbelanjaan hingga sektor pariwisata mulai menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik,” tambah Rasyid.

Sementara secara nasional, PLN mencatat konsumsi listrik mencapai 146 TWh sejak Januari hingga Juli 2021, atau tumbuh 4,44 persen dari tahun lalu. 

Peningkatan konsumsi listrik juga terlihat dari meningkatnya beban puncak kelistrikan, khususnya pada sistem kelistrikan Jawa – Bali. 

Tercatat pada semester I 2021, beban puncak kelistrikan telah berada di atas 27 ribu megawatt (MW) dengan beban puncak tertinggi terjadi pada 8 Juni 2021 sebesar 27.335 MW. Sebelumnya pada 2020, beban puncak kelistrikan Jawa Bali hanya berada di angka 26 ribu MW. Untuk Jawa Timur Beban Puncak tertinggi yakni pada 8 Juni 2021 sebesar 5957 MW, sementara tahun lalu sebesar 5934 MW.

Untuk meningkatkan penjualan listrik, PLN akan fokus pada strategi mendorong permintaan yang akan ditempuh melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi.

Strategi intensifikasi dilakukan PLN melalui bundling dan promo untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan, seperti promo tambah daya Super Merdeka Listrik yaitu pemberian harga spesial untuk Biaya Penyambungan (BP) pada Layanan Tambah Daya bagi Konsumen tegangan rendah 1 phasa daya 450 VA dan 900 VA di semua golongan tarif dengan pilihan daya akhir mulai daya 900 VA s.d. daya 5.500 VA, dengan hanya membayar sebesar Rp 202.100,-.

Strategi intensifikasi juga dilakukan melalui penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem dan penggunaan satu juta kompor induksi serta kendaraan listrik berbasis baterai.

Di samping itu, strategi ekstensifikasi ditempuh PLN dengan melihat ceruk pasar yang masih potensial seperti electrifying agriculture dan electrifying marine untuk sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. (Her)