Centennialz Garap Workshop Z Future Leaders: Being Adaptuve to be Gen Z Goals

MUS • Monday, 13 Sep 2021 - 14:34 WIB

Jakarta - CentennialZ menggarap program pelatihan untuk generasi muda yang bertajuk “Z Future Leaders: Developing The Next Generation Of Indoensian Leaders” yang diselenggarakan selama dua hari, pada hari Minggu (12/09/2021). 

Dihadiri oleh para Generasi Z terpilih dari seluruh Indonesia, kegiatan yang berjalan dengan penuh antusiasme para Generasi Muda ini dihadiri oleh Ayu Maulida (Puteri Indonesia 2020), Manik Marganamahendra (Co-Founder CentennialZ), Aldian Alfariz (CMO Ajak Gerak), Ratu Lubis (PPI DKI Jakarta 2017), Dianty Annisa (Founder Tertata Journal), dan Ravanya Parawansa (head of CIOFF Indonesia) sebagai narasumber di Z Future Leaders hari terakhir. 

Manik menjadi pembuka sesi Z Future Leaders ini dengan mengangkat tema “High Achiever”. Ia menyampaikan sebagai future leaders Gen Z harus memiliki goals yang dimulai oleh “WHY”.

"Untuk mendapatkan “WHY” kita harus mengetahui diri sendiri dengan eksplorasi bakat, “Karena yang gatau dirinya sendiri cuma kita sendiri, maka dari itu, kita harus eksplor minat kita. Ketika kita punya banyak pilihan, ambil pilihan itu, daripada kita tidak memilih sama sekali dan menyesal," ujarnya. 

Hal ini juga disetujui oleh Ayu Maulida agar Gen Z mengambil peluang yang ada dan berdedikasi100 persen, “Kita harus coba sesuatu, tapi untuk memulainya kita harus tahu bahwa kita akan konsisten menjalankannya dan 100 persen all out,” tambah Puteri Indonesia 2020 ini.

Di sesi kedua, Ratu Lubis menjadi pembuka sesi diskusi di Z Future Leaders. Ratu menceritakan bagaimana dia bisa menjadi PPI DKI Jakarta karena sebuah kesempatan yang hampir ia lewati. 

“Dengan kita mengambil kesempatan, akan membuka kesempatan yang lebih banyak kedepannya," kata Ratu. 

Menyambung dari materi sebelumnya, CMO Ajak Gerak, Aldian Alfaridz memaparkan materi “Digital Influencer”. Ia mengajak Gen Z untuk bisa mempunyai digital wise, “Ada 3 tahap untuk memposting sesuatu, ‘is it true?’, ‘is it kind?’,’is it necessary?’. "Hal itu akan mempengaruhi orang-orang disekitar kita ketika bersosmed dan juga kesehatan mental kita," imbuhnya. 

Dianty Annisa menjadi pemateri kelima yang membawa tema “Creativepreneur”. Seperti diketahui, Gen Z adalah generasi yang paling banyak memiliki mental issue. Hal ini membuat Dianty membagikan pengalaman yang sama, “journaling could help people to cope with mental health.” Dan mulai dari pernyataan itu, Dianty bisa membuat peluang bisnis yaitu stationary needs yang bernama, Tertata Journal. 

Sesi diskusi ini ditutup oleh Head of CIOFF Indonesia, Ravanya Parawansa mengangkat tema “High Achiever”. Vanya menceritakan bagaimana ia bisa masuk ke organisasi internasional dengan mengambil peluang yang ada.

Untuk menjadi seorang “High Achiever” Gen Z perlu menjadi fleksibel, dan dua prinsip utamanya adalah commitment dan communication. “Ketika mengambil semua peluang yang ada,  tentunya kita harus commit. Jika pada akhirnya it’s not your passion, communicate to them that you’re no longer into itu," tutupnya. (Jak)