Ketua Alzheimer Indonesia Chapter Jogja: Komunikasi Menjadi Kunci Menangani Penderita Demensia

FAZ • Tuesday, 21 Sep 2021 - 19:14 WIB

Jakarta - Dalam memperingati HUT Trijaya ke 31 yang bertema Seraya Menyeraya, Trijaya melakukan wawancara dengan 31 Tokoh Muda Indonesia. Pada kesempatan kali ini menghadirkan Sri Mulyani, ketua Alzheimer Indonesia chapter Yogyakarta, untuk membahas Demensia.

“Alzherimer merupakan penyebab Demensia yang paling banyak, sedangkan Demensia merupakan sekumpulan gejala yang paling banyak disebabkan oleh Alzheimer,”
kata Sri Mulyani kepada Radio MNC Trijaya dalam program Trijaya Hot Topic Siang, Selasa (21/9/2021).

Sebagian besar dari pengidap Demensia adalah orang tua, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa anak muda juga bisa terkena Demensia. Dalam wawancaranya, Sri menyatakan ada beberapa gejala dari penyakit demensia antara lain: gangguan daya ingat, sulit fokus, disorientasi waktu, kesulitan fisomo spesial, komunikasi dan menaruh barang tidak pada tempatnya.

“Ada 2 faktor yaitu alami dan modifikasi. Alami biasanya karena usia dan juga perempuan, data memberitahukan bahwa perempuan lebih rentan terhadap Demensia, sedangkan modifikasi diakibatkan oleh pola hidup yang tidak sehat,” jelas Sri.

Sampai saat ini masih belum ada obat untuk menyembuhkan Alzheimer, hanya ada obat yang digunakan untuk mencegah atau memperlambat tingkatan dari ringan hingga menuju berat agar kualitas hidupnya tetap baik. Selain itu, beberapa hal yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan ialah melakukan penyuluhan tentang demensia serta raising awareness.

“Dinas Kesehatan menyebutkannya “CERDIK” untuk mencegah Alzheimer, Cek kesehatan rutin, enyahkan asap rokok, rutin aktivitas fisik, diet yang seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stress,” tutur Sri.

Caregiver merupakan seseorang yang mendampingi pasien demensia, diperlukan kesabaran dan komunikasi yang baik terhadap pasien Demensia. Keahlian mengalihkan pembicaraan menjadi sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh caregiver selain itu memiliki komunitas yang saling menguatkan juga akan membuat caregiver tidak merasa sendiri.

“Kalau berbicara dengan pengidap Demensia, jangan berdebat, jangan dibantah, alihkan saja. Mengalihkan pembicaraan menjadi keterampilan,” tutup Sri. (GRA)