Grup Janu Putra Bangun Peternakan GPS Tercanggih di Indonesia

ANP • Wednesday, 29 Sep 2021 - 05:32 WIB

Wonogiri - Industri perunggasan nasional bakal kian marak dengan kehadiran peternakan Grand Parent Stock di Giriwoyo, Wonogiri, Jawa Tengah. Di atas lahan seluas 8 hektare, PT Janu Putra Sejahtera bagian dari Grup Janu Putra membangun peternakan dengan penggunaan teknologi industri 4.0.

"Kami didukung oleh De Heus Indonesia sehingga dapat membangun kandang canggih, yang terkomputerisasi dan ramah lingkungan," ujar Singgih Januratmoko pendiri Grup Janu Putra. 

Kandangnya sanggup menampung 20.000 ayam GPS, yang lebih ramah lingkungan dengan penggunaan sel surya dan bebas dari bungkus atau karung plastik. "Sentuhan dengan manusia juga minim, sehingga lebih bebas bakteri untuk menghasilkan produk lebih berkualitas," ujar Singgih. 

Ditemui saat pembukaan peternakan pada Senin (27/9), Singgih mengatakan daerah Wonogiri Selatan dipilih, untuk pemerataan investasi dan membuka lapangan kerja, “Saat memulai operasi, kami mempekerjakan 80 persen pegawai dari warga sekitar," imbuh Singgih. 

Sementara itu, Wakil Bupati Wonogiri Setyo Sukarno mengatakan, investasi peternakan di Wonogiri sangat tepat, karena ekonomi terus tumbuh. Selain itu kesadaran pentingnya protein juga kian populer di kalangan masyarakat. 

"Masyarakat Wonogiri menyerap 1,7 juta kg daging ayam per tahun, sementara protein lain seperti telur mencapai 800.000 kg per tahun," ujarnya. Menurutnya Pemerintah Kabupaten Wonogiri memudahkan investasi, namun investor harus sangat peduli terhadap limbah mereka, baik yang mengotori tanah, udara, maupun air, "Pelanggaran bisa ditindak tegas," imbuhnya. 

Terkait tujuan pembangunan peternakan canggih dan dukungan De Heus, menurut Singgih berkaitan dengan peningkatan standar performa pembibitan GPS Grup Janu Putra ke tingkat internasional. Dengan demikian menghasilkan Parent Stock (PS) yang menghasilkan Day Old Chicks (DOC) berkualitas tinggi. 

De Heus menurut Singgih, membantu membuka pasar ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ke mancanegara, "Pasar GPS untuk Myammar dan Vietnam masih terbuka lebar,“ ujarnya. Negeri-negeri tetangga itu membutuhkan sekitar 2 juta telur per tahun.

Berlatar kebutuhan tersebut, PT Janu Putra Sejahtera berkolaborasi dengan De Heus yang memiliki rekam jejak dalam bidang nutrisi hewan selama 100 tahun. Singgih meyakini, kerja sama dalam peternakan dengan De Heus dapat menjadi kontribusi dalam industri perunggasan nasional.  

Menurut Singgih, pembangunan peternakan ayam GPS berteknologi tinggi, merupakan tuntutan pasar yang terus berkembang. De Heus menurut Singgih menjadi mitra yang tepat, dalam membangun rantai pasokan daging ayam yang aman sesuai dengan standar Global G.A.P.

Acara peresmian pembukaan peternakan itu juga dihadiri Presiden Direktur De Heus Indonesia, Kay De Vreese. Ia mengingatkan pasar bebas menjadi salah satu ancaman nyata peternakan mandiri atau peternakan rakyat. 

"Covid-19 mengajarkan bahwa kita di Indonesia merupakan bagian dari rantai pasokan pangan global. Kita bergantung pada pasokan dari negara lain dan perjanjian perdagangan juga menekan bisnis peternak," ujar Kay De Vreese.

Dengan penerapan teknologi canggih, menurut De Vreese, dapat meningkatkan efisiensi. Hasilnya, para peternak mandiri bisa menghasilkan produk yang kompetitif. 

Menurut De Vreese, pihaknya secara profesional telah memenuhi tuntutan dalam membangun peternakan terkait biosekuriti, kebersihan, keamanan pangan, kesejahteraan hewan dan pengurangan penggunaan antibiotik.

Ia menambahkan sejak tiga tahun De Heus hadir di Indonesia, pihaknya sangat optimistis dengan industri perunggasan nasional, "Kami ingin memberikan warna baru bagi industri perunggasan, karena De Heus berkomitmen untuk mendukung dan tidak bersaing dengan peternak ayam pedaging komersial, sekaligus membangun aliansi strategis dengan UKM dan peternak ayam local," ujarnua

PT Janu Putra Sejahtera  dengan dukungan De Heus Indonesia untuk mendirikan peternakan GPS berteknologi tinggi yang ramah lingkungan dan terkomputerisasi berbasis industri 4.0, untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat diterima di pasar global.

"Kami ingin dapat menghasilkan daging ayam yang bersih, aman, anak ayam yang berkualitas dan telur tetas yang dapat diterima oleh pelanggan baik di dalam maupun luar negeri. Kami berpartisipasi di dalam rantai makanan ini bertujuan untuk pembangunan yang berkelanjutan, stabil dan jangka Panjang," ujar Singgih Januratmoko.

Ia mengapresiasi De Heus karena telah mendukung para peternak lokal untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, sekaligus memperkenalkan produk peternak mandiri kepada pelanggan potensial sehingga PT Janu Putra Sejahtera mampu melakukan ekspor telur tetas pada 9 September 2021.

Kedua perusahaan berkomitmen untuk lebih mendorong visi keberlanjutan dalam waktu dekat, dengan menggunakan truk curah untuk mengisi silo pakan di peternakan dan mengurangi penggunaan plastik. Panel surya akan dipasang pada tahap investasi kedua.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Peternakan Sugiono, yang meresmikan pembukaan peternakan tersebut, berharap kehadiran peternakan GPS milik Grup Janu Putra itu, mampu memberi warna perunggasan nasional.

"Selama ini, kita disibukkan dengan masalah jagung dan DOC, semoga kehadiran peternakan ini membawa harapan bagi industri perunggasan nasional," kata Sugiono. (ANP)