Antisipasi Learning Loss, Pemerintah Didorong Bentuk Satgas Pendidikan 

AKM • Wednesday, 29 Sep 2021 - 11:33 WIB

Jakarta - Pemerhati  dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji menyatakan Pemerintah sebaiknya membentuk  satgas pendidikan dalam pembelajaran di masa pandemi Covid 19.  Satgas dibentuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)  sebagai pusat komando dalam penerapan pembelajaran di pusat hingga daerah dalam antisipasi learning loss yang lebih besar.

“ Satgas ini mewadahi, mengawasi serta melakukan evalusi seluruh pembelajatan dalam unit pendidikan dari pusat hingga daerah,” ujar Indra kepada wartawan, Jakarta, Selasa (28/9).

Menurut Indra, kehadiran satgas ini akan menguatkan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran tatap muka (PTM) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

“Jika terjadi kekurangan mulai dari kesulitan metode pembelajaran, jumlah dan ketrampilan guru, kapasitas, pendampingan dan penerapan kurikulum pusat maupun daerah maka bisa diperkuat,” terang Indra.

Indra mencatat selama 1 tahun lebih penerapan PJJ, kemendikbudristek terkesan tidak memiliki peta dalam menguatkan pembelajaran termasuk peningkatan kualitas guru.

“ Program yang ada saat ini, lebih cendrung diterapkan untuk masa normal dan bukan kebijakan baru. Seharusnya kualitas guru dipusat dan daerah menjadi prioritas utama dalam meminimalisiir learning loss,”  tegasnya. 

Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu.

Indra juga menuturkan, saat ini hal utama harus diperbaiki adalah bagaimana meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran PTM dan PJJ.

“ Guru akan mengalami kesulitan jika harus mengunakan 2 metode pembelajaran  PJJ dam PTM sekaligus di sekolah baik dipisat maupun daerah,” ungkapnya.

Menurut Indra, kualitas guru sangat penting, karena sebagai fasilitas dalam memberikan pelajaran kepada siswa di sekolah.

“Kemendikbudristek harus mengembangkan mutu guru dalam PJJ. Selain itu infrastruktur internet juga perlu dibenahi, serta bantuan gawai, pulsa, dan internet tetap berjalan,” tandasnya.

 

 

 

 

 

Tanpa iti

 

learning loss lebih sering diakibatkan karena salah konsep pengajaran.

 

Hal tersebut dapat dikaitkan dengan motivasi belajar anak yang menurun selama pembelajaran jarak jauh menjadi malas belajar. 

“Di situasi ini, guru mendistribusikan informasi dan komunikasi hanya satu arah, yang kemudian menyebabkan siswa cepat merasa bosan dan tidak semangat belajar,” terang Indra

Selain ketidakefektifan metode pembelajaran yang digunakan, Indra juga mengatakan bahwa infrastruktur dan keadaan geografis turut mempengaruhi loss learning. Pasalnya pada negara yang terbiasa melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring tidak memiliki masalah serius. 

“Yang mengalami loss control adalah negara-negara yang masyarakatnya masih miskin.” ungkap Indra. 

Indra juga mengungkapkan kekhawatirannya juga ketika loss learning dibiarkan karena akibatnya dapat berefek pada menurunnya sumber daya manusia. Lantaran minat belajar dan pengembangan diri siswa menurun. 

Untuk mengatasi learning loss, Indra mendorong Kemdikbud untuk mengembangkan mutu guru dalam PJJ. Selain itu infrastruktur internet juga perlu dibenahi, disisi lain bantuan gawai, pulsa, dan internet tetap berjalan.

 

Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu. 

 

Dari antaranews.com dikutip, faktor yang dapat menyebabkan learning loss diantaranya adalah libur panjang, putus sekolah, dan ditutupnya pembelajaran tatap muka.