Kejar Target Penurunan Stunting BKKBN, Gelar Sosialisasi di Tarakan

ANP • Wednesday, 6 Oct 2021 - 04:40 WIB

Tarakan - Pemerintah tengah berupaya keras menurunkan angka stunting dengan target prevalensi kurang 14% pada 2024. 

“Usia sekian tahun tingginya mestinya 100 cm, tapi Cuma 80 cm misalnya. Tapi bukan hanya soal tinggi (badan) atau rendahnya, tapi juga kemampuan motoriknya kurang, nah ini yang perlu kita turunkan kejadian ini,” kata Kepala pusat pelatihan dan Kerjasama Internasional KKB DR Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS MA dalam kegiatan Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Kalimantan Utara 4 Oktober 2021.  

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat gangguan pertumbuhan yang mayoritas disebabkan oleh masalah nutrisi, dan lain-lain terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. 

Ukik menegaskan penurunan angka stunting merupakan Amanat Presiden Joko Widodo kepada Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

“Di samping itu Bapak Presiden juga mengamanatkan vaksinasi ibu hamil dan balita,” lanjut Ukik. Vaksinasi Covid 19 aman untuk ibu hamil dan memberi perlindungan di tengah pandemi. Selain vaksinasi Covid-19, imunisasi dasar lengkap juga akan menjadi bekal untuk penurunan stunting di Indonesia. Saat ini cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru 57,9% masih jauh dari target 90% pada 2024.

Kegiatan sosialisasi dari BKKBN mendapat sambutan antusias dari Masyarakat Tarakan. “Masyarakat sini sangat mengharapkan ceramah-ceramah, pencerahan yang kayak gini. Mereka betul-betul awam,” Mayjend (Purn) Drs. Hasan Saleh yang merupakan Anggota DPR RI Komisi 9. Hasan meyakini sosialisasi dengan dialog interaktif yang dilakukan BKKBN di Tarakan ini akan diingat oleh masyarakat. Hal ini kaya Hasan tampak dari tanggapan dari peserta sosialisasi. “Semoga masyarakat di sini bisa membangun keluarga yang sejahtera,” katanya lagi. 

Pembangunan Keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. Keluarga sehat, produktif, dan berkualitas menjadi Tujuan Program Bangga Kencana Menuju Indonesia Emas 2045 (100 Tahun Indonesia Merdeka).  Program Bangga Kencana bukan semata-mata KB, namun membangun keluarga secara utuh dalam berbagai dimensinya. Program Bangga Kencana ini tentu saja tidak bisa dicapai jika Indonesia masih menghadapi persoalan stunting. Dalam hal ini BKKBN telah ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab penurunan target stunting. 

BKKBN telah  menyusun arah dan kebijakan strategi pelaksanaan. Antara lain, dengan menguatkan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk dan meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran. BKKBN juga berupaya memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi dan meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga. Selanjutnya, BKKBN juga berupaya meningkatkan Advokasi dan Penggerakan Program Bangga Kencana sesuai dengan karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran.  Strategi tersebut tertuang dalam Renstra BKKBN 2020-2024. 

Sebelumnya Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting merupakan penegasan dan penugasan bagi kementerian, pemerintah provinsi, hingga desa, untuk melakukan intervensi secara terintegrasi. Dalam hal ini BKKBN menjadi koordinator pelaksana di lapangan. Meski demikian, stunting merupakan persoalan multidimensi dan sinergi dan yang membutuhkan kerja sama Kementerian/Lembaga, maupun pemerintah daerah terlebih di tengah pandemi. Intervensi penanganan stunting makin luas dari 2018 mencapai 100 kabupaten kota, yaitu Program dilaksanakan bertahap 2016 di 100 kabupaten/kota prioritas, tahun 2019 pada 160 kabupaten/kota. Selanjutnya tahun 2020, di 260 kabupaten/kota, lalu pada tahun 2021 jadi 360 kabupaten/kota prioritas dan tahun 2022 diharapkan mencapai 514 kabupaten/kota atau seluruh wilayah Indonesia. (ANP)