20 Persen Orang Indonesia Berpotensi Alami Gangguan Mental, RKI PKS Siagakan Layanan Konseling

MUS • Friday, 8 Oct 2021 - 10:19 WIB

Jakarta - Kementerian Kesehatan merilis, satu dari lima penduduk Indonesia atau 20 persen dari populasi berpotensi memiliki masalah gangguan jiwa.

Tingkat gangguan jiwa pada saat pandemi juga meningkat. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan survei kesehatan jiwa terkait COVID-19. Mereka memeriksa tiga masalah psikologis yaitu cemas, depresi, dan trauma psikologis. Hasilnya, sebanyak 68% responden mengaku cemas, 67% depresi, dan 77% mengalami trauma psikologis.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Selain itu, Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7 persen korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati menyebut isu kesehatan mental harus menjadi kesadaran utama yang tak kalah penting dengan kesehatan fisik.

Ia menyebut, BPKK PKS melalui Rumah Keluarga Indonesia (RKI) sudah memulai program konseling keluarga sejak 2006 untuk membantu masyarakat yang memiliki problem pada kesehatan jiwa/mental.

"Konsultasi atau konseling di RKI secara kegiatan resmi sebagai layanan konsultasi berjalan sejak 2016. Bentuknya layanan konsultasi, masyarakat yang memiliki masalah keluarga mendatangi RKI dan menyepakati waktu untuk berkonsultasi/konseling. Ada juga konsultan yang melakukan jemput bola. Membuka jadwal layanan konsultasi dan siapa saja yang ingin berkonsultasi bisa langsung di jadwal tersebut," ujar Mufida dalam keterangannya, Jumat (8/10/2021).

Anggota Komisi IX DPR RI ini menambahkan, persoalan yang paling banyak disampaikan pada sesi konseling di RKI umumnya masalah komunikasi suami istri, harmonisasi suami istri dan masalah anak.

"Keluarga harus menjadi support sistem pertama dan utama dalam setiap persoalan yang berpotensi menganggu kesehatan mental anggota keluarga. PKS concern untuk menjadikan keluarga sebagai sistem ketahanan terhadap persoalan yang mengancam termasuk kesehatan mental," ujar dia.

Menurut Mufida, anggota keluarga bisa menjadi penolong pertama saat anggota keluarga yang lainnya menghadapi permasalahan. Tentu, setiap anggota keluarga bisa mendapat pelatihan untuk memahami persoalan psikologis manusia secara umum. 

"Apalagi jumlah psikolog dan psikiater kita sangat terbatas sekali, masih jomplang dari kebutuhan ideal. Jumlah psikiater kita hanya 1.053 sehingga untuk kebutuhan nasional 1 psikiater menangani 250 ribu orang. Keluarga dan komunitas bisa menjadi penolong pertama," ungkap dia.

Sebab itu, layanan RKI PKS yang sudah dibuka di kantor-kantor layanan PKS seluruh Indonesia siap untuk selalu mendampingi masyarakat yang membutuhkan tempat konseling.

"Tenaga konselor dari RKI telah mendapatkan pelatihan untuk terampil mendampingi masyarakat yang membutuhkan bantuan konsultasi terutama persoalan yang ada di keluarga. Alhamdulillah sejak 2016, kita telah dan akan terus jalankan layanan ini. RKI juga bersinergi dengan layanan lain. Seperti kegiatan sosial, pelatihan, pengembangan ekonomi keluarga dan kegiatan lain" tutur dia. (jak)