Dune, Konflik Klasik Masa Depan di Gersangnya Padang Pasir

MUS • Tuesday, 12 Oct 2021 - 08:06 WIB

Genre: Sci-fi 
Sutradara: Denis Villeneuve (“Arrival,” “Blade Runner 2049”).  
Pemeran: Timothée Chalamet, Rebecca Ferguson, Josh Brolin, Zendaya.
Durasi: 2 jam 35 menit
Distributor: Warner Bros. Pictures
Mulai tayang di bioskop Indonesia: 13 Oktober 2021 (termasuk IMAX) 

Dalam "Dune", masa depan manusia tahun 10.191 rupanya berlangsung dengan sangat keras. Terjadi ribuan tahun akan datang, fisik sejumlah manusia sudah berevolusi, helikopter pun sudah menjelma menjadi alat angkut praktis, tetapi sumber masalah tetaplah sama: Sumber daya alam.

Pemicu perebutan kekuasaan dan perebutan wilayah tersebut, dipertaruhkan dengan darah dan nyawa. Namun, bentuknya bukanlah batu sakti, chip, benda robotik, maupun barang canggih, yang dapat menjamin keabadian. Melainkan rempah, persis seperti yang manusia perebutkan ribuan tahun sebelumnya. Bedanya, rempah dimaksud tidak berupa cengkih, lada, pala, yang dihasilkan Nusantara, melainkan berbentuk pasir keemasan.

Rempah diceritakan banyak ditemukan di Planet Arrakis, yang dikenal sebagai Dune. Areanya terdiri dari gurun gersang luas penuh misteri. 

Penjelajahan kita akan diwakili anak muda pewaris tahta Keluarga Atreides, Paul. Ayahnya, Duke Leto Atreides, ditetapkan sebagai penguasa Dune. Walau memimpin dengan baik, Duke Leto berkuasa di waktu yang tidak tepat. Penguasa Dune sebelumnya, Keluarga Harkonnen, tidak terima atas peralihan kekuasaan secara tiba-tiba.

BACA JUGA: Malignant: Melihat Aksi Pembunuhan Keji Tepat di Depan Mata

Keserakahan dan tirani para pemimpin Harkonnen akan merepotkan, bahkan membahayakan Keluarga Atreides. 

Di sisi lain, Paul Atreides memiliki konflik tersendiri. Dia kerap bermimpi tentang perempuan bermata biru khas Freman, yang lama kelamaan menjadi sangat nyata. 

Garis ayah sebagai pewaris tahta Atreides, ditambah keturunan seorang Bene Gesserit, dari ibunda Jessica Atreides, justru malah membebani Paul. Bene Gesserit adalah kelompok sakti dengan kekuatan pikiran. Hasilnya, Paul harus mewarisi keahlian sang ibu, sekaligus mempertahankan tahtanya sebagai pemimpin Atreides. 

Masalahnya, ancaman untuk Keluarga Atreides sangatlah besar. Tak hanya diserang dari lawan, yaitu Keluarga Harkonnen yang kejam, Keluarga Atreides juga lemah secara internal. 

Istana baru Keluarga Atreides di Dune, porak poranda. Paul dan sang ibu Jessica berhasil bersembunyi di padang gurun. Namun, bertahan di pasir nan luas, bukanlah perkara mudah. Paul harus mampu bertindak dan sesekali melawan musuhnya, sambil terus mempelajari kemampuan sakti dari Ibu Jessica. 

Mampukah Paul bertahan hidup dan memenangkan pertarungan tak henti? Apa hubungan mimpi dan visi Paul, dengan kenyataan yang begitu berat?

Jawabannya disajikan dalam keseruan "Dune", yang mampu menjaga rasa penasaran penonton sampai akhir. Adaptasi layar lebar dari novel laris karya Frank Herbert ini, disutradarai nomine Oscar yang sangat akrab dengan genre sci-fi, Denis Villeneuve (“Arrival,” “Blade Runner 2049”).  

Denis memperkenalkan satu persatu karakternya, yang mayoritas diperankan bintang-bintang ternama. Sebut saja: Timothée Chalamet, Rebecca Ferguson, Josh Brolin, Stellan Skarsgård, Dave Bautista, Zendaya, dan Jason Momoa.

Dengan visualisasi meyakinkan, para pemeran terutama Timothée Chalamet menampilkan konflik dan ketegangan secara maksimal. Kita akan terasa ngos-ngosan berjalan di gurun pasir, mendaki bukit dengan berat, sambil diterpa keringnya angin butiran debu.

Sensasi detail padang pasir mampu menjadi hiburan yang layak dilanjutkan dalam sequel, di tengah menikmati kompleksnya karakter dan kisah "Dune". (MAR)