Lemhannas Gelar Jakarta Geopolitical Forum 2021

FAZ • Thursday, 21 Oct 2021 - 09:15 WIB

Jakarta – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI akan menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum V pada 21-22 Oktober 2021 untuk kelima kalinya.

Pada tahun ini, Lemhannas mengangkat tema The 5th Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2021 mengangkat tema Culture And Civilization: Humanity at the Crossroads (Budaya dan Peradaban: Kemanusiaan di Simpang Jalan Peradaban) secara hybrid.

Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo akan membuka acara JGF V pada Kamis 21 Oktober 2021 pukul 08.00. Keynote address acara JGF kali ini adalah Profesor Bambang Brodjonegoro.

JFG merupakan session sharing bagi para pakar geopolitik dunia dalam menelaah situasi kawasan di dunia. Diharapakan forum strategis ini dapat dimanfaatkan oleh pembicara (speaker) maupun peserta untuk mendiskusikan isu geopolitik di tingkat dunia.

Geopolitik yang dimaknai sebagai ruang hidup menjadi isu sentral bagi seluruh negara di dunia. Pengelolaan budaya nasional merupakan prasyarat untuk mendukung identitas nasional. Namun, globalisasi dan teknologi yang membentuk jalan alternatif peradaban, tanpa disadari telah mengikis nilai-nilai budaya bangsa.

“Tanpa identitas nasional, suatu bangsa tidak dapat mengendalikan kekuatan untuk mencegah ancaman-ancaman lain yang dapat melemahkan wibawa peradaban asli bangsa tersebut,” kata Agus.

Ada sepuluh narasumber terkemuka diundang menjadi pemateri. Mereka berasal dari tiga negara yaitu Amerika Serikat, Perancis dan Indonesia dalam acara berskala internasional tersebut.

Narasumber tersebut yakni Rudy Breighton dari Intercontinental Technology and Strategic Architect Boston; Prof. Dr. Robert W. Hefner, Former Director of the Institute on Culture, Religion, and World Affairs (CURA), Universitas Boston; Prof. Donald K. Emmerson Direktur Southeast Asia Forum (SEAF) di Shorenstein Asia-Pacific Research Center di Stanford University;Dr. Jean Couteau, Antropolog dan Budayawan dari Prancis; Dr. Gita Wirjawan, Patron and Advisory Board of the School of Government and Public Policy (SGPP) dari Indonesia; Dr. Robertus Robert, Sosiolog Universitas Negeri Jakarta; Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia; dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS., Neurosains dari Indonesia; Baskara Tulus Wardaya, Ph.D., Sejarawan Indonesia; dan Dimas Oky Nugroho, Ph.D., Cendekiawan sosial-politik.

Perkembangan teknologi yang pesat berdampak pada terbukanya beragam budaya-budaya bangsa secara global. Di sisi lain, generasi masa depan bangsa Indonesia juga bergantung pada budaya dan peradabannya. Sehingga, apabila tidak diatur dengan baik, maka masa depan akan ternoda oleh peradaban global.

Peradaban di Indonesia memiliki sejarah yang hebat, sehingga akan menjadi suatu ironi, apabila peradaban Indonesia hancur akibat peradaban dunia modern.

Meskipun sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mempertahankan masyarakat yang maju, adil secara sosial, dan kompatibel dengan ekosistem yang berkembang. Ini bukan berarti Indonesia tidak mampu melakukannya.

Terlebih, Indonesia adalah negara yang kaya akan ragam budaya, suku, dan etnis, sehingga mampu melestarikan nilai-nilai budaya bangsa untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

Baca juga: Jakarta Geopolitical Forum Sesi Kedua Hadirkan Pakar Politik dan Kemananan Nasional

Melalui tema ini, JGF tahun ini bertujuan memahami bentuk peradaban masa depan, khususnya struktur sosial budaya manusia dunia. Selain itu JGF ke lima ini juga untuk mengetahui sejauh mana budaya dan peradaban suatu bangsa dipertahankan di tengah perubahan pola pikir untuk beradaptasi dengan lingkungan peradaban baru.

Harapannya, seminar akan mengetahui sejauh mana korelasi antara pengaruh dan perubahan peradaban yang disampaikan pada seminar hasil penelitian, review, dan sharing session yang dilakukan oleh pakar geopolitik dunia dari berbagai negara.