Memupuk Asa Generasi Muda Kalsel untuk Masa Depan Pertanian Indonesia

FAZ • Wednesday, 26 Jun 2024 - 05:13 WIB

Berdasarkan data BPS pada 2022 lalu, sektor pertanian berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional hingga 12,98 persen. Sayangnya, di tengah tingginya prospek sektor pertanian, pertanian Indonesia justru tengah mengalami isu krisis regenerasi.

Petani berusia tua lebih dari 55 tahun jumlahnya semakin meningkat. Sedangkan petani yang masuk kategori generasi muda dengan rentang usia 19-39 tahun hanya sekitar 9 persen atau sekitar 2,7 juta orang.

Kurangnya minat generasi muda menjadi petani terjadi akibat berbagai faktor. Contohnya, tingginya angka urbanisasi, keuntungan yang dianggap tidak menentu, kurangnya daya tarik profesi petani di kalangan anak muda, hingga kurangnya keterampilan di bidang pertanian.

Penurunan minat generasi muda terhadap sektor pertanian tentu menjadi permasalahan sekaligus tantangan bagi kedaulatan pangan Tanah Air. Sebab, kebutuhan suplai pangan akan terus meningkat setiap tahunnya.

Di sisi lain, sosok pemuda ini justru rela terjun menjadi seorang petani muda, demi menjaga kedaulatan pangan Indonesia sekaligus memberikan edukasi bagi sesama petani agar bisa menghasilkan produk berkualitas dengan teknologi yang ada. 

Salah satu Provinsi yang terus menciptakan para generasi muda di bidang pertanian adalah dari Bumi Kalimantan Selatan. Diantara generasi muda pertanian ini muncul sosok inspiratif sebagai pejuang pertanian dari Kalimantan Selatan, Siapa saja mereka?


Bagus Prasetyo: Menggapai mimpi dengan Beternak Sapi 

Bagus Prasetyo, sering dipanggil Bagus, berasal dari Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Di usianya yang baru 24 tahun, ia telah berhasil membuktikan bahwa usia muda tidak menjadi halangan untuk sukses dalam bidang peternakan.

Bagus tumbuh dalam keluarga peternak sapi, yang memberikan kesempatan baginya untuk belajar dunia peternakan sejak dini. Sejak kecil, Bagus sudah terlibat dalam berbagai kegiatan peternakan, dari mencari rumput hingga mengurus kandang. Didikan keras orang tuanya membentuk karakternya yang tangguh dan bertanggung jawab.

Awalnya, Bagus memiliki cita-cita yang berbeda. Saat bersekolah di SMK PGRI Banjarbaru, ia berkeinginan menjadi pekerja tambang atau profesi lain yang berhubungan dengan alat berat. Namun, takdir membawa jalannya ke arah yang berbeda.

Pada 28 Februari 2015, sebuah kecelakaan mengubah hidup Bagus. Kecelakaan tersebut merenggut fungsi tangan kirinya. Tahun pertama setelah kecelakaan sangat berat baginya, penuh dengan pertanyaan dan kebingungan. Namun, dukungan keluarga dan teman-teman, terutama dari Rahmi teman masa kecil yang kini menjadi istrinya, membantunya bangkit dari keterpurukan.

Dengan dorongan dari istri dan keluarganya, Bagus memulai perjalanan baru dalam dunia peternakan. Ia mengikuti Program YESS yang merupakan Program dari Kementerian Pertanian yang bekerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD). 

Setelah mengikuti program ini ia pelatihan dan pengetahuan dalam bidang peternakan dan bisnis. Berkat kerja kerasnya, Bagus berhasil mengembangkan usahanya dari hanya memiliki 4 ekor kambing menjadi 35 ekor kambing berkualitas.

Perjalanan Bagus tidak selalu mulus. Ia harus menghadapi tantangan seperti wabah PMK yang hampir membuatnya bangkrut, serta pandangan masyarakat yang meremehkan kambing Etawa Ras Kaligesing. Bagus dengan sabar menjelaskan perbedaan dan keunggulan kambing ini kepada masyarakat. Ia juga memperkenalkan metode pemberian pakan yang lebih efisien dengan memanfaatkan limbah tahu dan tumpi jagung yang difermentasi.

Salah satu motivasi terbesar Bagus adalah memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama para pemuda, agar tidak gengsi memulai usaha sebagai peternak. Program YESS membantunya mengasah keterampilan dan pengetahuan bisnis. Bagus juga mengikuti berbagai pelatihan, termasuk Administrasi Keuangan dan Proposal Bisnis, yang membantunya menjalankan usaha dengan lebih profesional.

Dengan tekad dan kerja keras, Bagus mendirikan "Prasetyo Farm," yang ia harapkan menjadi peternakan yang kuat dan konsisten menghasilkan ternak berkualitas. Bagus juga aktif dalam kontes ternak kambing, yang membantu meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap Prasetyo Farm.

Selain fokus pada kualitas ternak, Bagus juga peduli pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Ia memanfaatkan limbah seperti kulit kedelai dan ampas tahu sebagai pakan ternak, yang membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Ia juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan pekerjaan di peternakannya.

Bagus berharap bisa menjadi pelopor peternak kambing berkualitas di Kalimantan Selatan dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Dengan ketekunan dan kerja keras, ia yakin bisa mencapai tujuan tersebut dan terus memberikan inspirasi bagi generasi muda.