Nilai Pancasila Harus Diterapkan untuk Generasi Muda 

MUS • Friday, 1 Oct 2021 - 11:59 WIB

Jakarta - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal dengan peristiwa sejarah G30S/PKI, masih melekat pada benak setiap masyarakat. Tapi jangan sampai peristiwa yang mengenaskan ini, membuat masyarakat ketakutan. 

“Kita tidak usah terjebak dengan pengulangan-pengulangan isu. Pengulangan untuk mengingatkan boleh, tapi jangan sampai kita merasa dihantui ketakutan, tetapi memberikan pemahaman kepada semua anak bangsa ini, peristiwa itu ada dan ini jadi catatan kita bersama, supaya tidak lagi terulang,” kata Ade Irfan, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, kepada Radio MNC Trijaya, dalam program Trijaya Hot Topik Pagi, Jumat (01/10/2021).

BACA JUGA : Pierre Tendean, Letnan Muda Pengabdi Negara

Menurut Ade, saat ini seharusnya pemerintah tidak lagi memandang komunis, karena ideologi itu sudah berlalu dan ditinggal oleh banyak negara di dunia.

“Nilai pancasila seharusnya lebih tertanam dalam kehidupan masyarakat, karena nilai ini merupakan sebuah perekat dan semangat dari leluhur untuk menyatukan bangsa Indonesia,” ucap Ade Irfan.

Trauma yang terjadi akibat PKI masih sering muncul, apalagi ketika Indonesia memperingatinya. Namun hal ini tidak boleh membuat Indonesia terjebak pada masa lalu.

Anak-anak milenial juga tidak lagi menilai isu ini sebagai hal yang menarik, tapi bukan berarti mereka tidak diberi peringatan tentang peristiwa ini. Harus ada penyampaian terhadap anak muda, agar mereka tidak terjerumus dalam pemikiran yang sama.

“Peristiwa itu harus tersampaikan dengan gaya dan style mereka. Paling tidak kita memberikan pemahaman kepada mereka, keberagaman yang ada disatukan dengan nilai-nilai pancasila yang punya semangat persaudaraan, dipersatukan dengan nilai-nilai, butir-butir yang ada di pancasila dan itu menjadi warisan terus dia, bagaimana kita mengilhaminya sepanjang hari dalam berbangsa dan bernegara,” tutup Ade (GRA)